Minggu, 09 September 2012

Pilihan untuk mandiri ?

Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan. Kata-kata ini yang tidak jarang di lontarkan apabila kita memasuki pertambahan usia. Seiring bertambahnya usia, kita di tuntut untuk makin dewasa, dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Sekarang kalender sudah memasuki tanggal 9 September 2012, dimana tanggal ini adalah tanggal kelahiran atau hari ulang tahun Bapak Negara (Bapak tercinta kita) Pak SBY Selamat Ulang Tahun Pak SBY, semoga makin bersahaja. #sedikit melenceng. Balik lagi ke topik.
Tanggal ini berarti menandakan bahwa usia saya sudah memasuki usia 20 tahun 10 hari. Usia yang tidak bisa terbilang muda tetapi tidak bisa di bilang tua. #usia galau. Kenapa demikian ?? Untuk sebagian orang usia ini merupakan masa transisi atau perubahan dari remaja ke dewasa. Bisa si bilang mood nya ga labil. Kadang bagus kadang buruk. Mau belajar dewasa tapi sikap tidak mendukung. Itulah yang saya alami saat-saat ini usia 20 tahun membuat saya terkadang sok dewasa, padahal terlihat masih kecil. Dan kadang manja tetapi usia tidak pantas dibilang anak-anak. --HAHAHA-- galau kan?

Keadaan kondisi atau suasana memang membuat kita bisa berubah-ubah.Kadang tenang kadang gelisah, bukan galau yang di rasa yaa. *curcol. Balik lagi ke topik.

Yang mau saya bahas di sini sebenarnya tentang kemandirian. Apa sih mandiri itu? Kenapa ingin mandiri ? Apa yang mendorongmu untuk mandiri ? Bagaimana cara untuk mandiri ? Sulit ga untuk mandiri ? dan masih banyak pertanyaan lain tentang mandiri. Saya mengangkat topik ini mengingat usia saya yang tidak lagi muda dan pacar saya yang sedang di rundung kegalauan mencoba mandiri (*maaf ya beh) :p

Kalo yang saya baca, mandiri itu merupakan suatu kesadaran dalam diri kita untuk bisa mendisiplinkan diri kita senyaman mungkin dengan cara kita sendiri, tidak bergantung kepada orang lain tapi pada hakekatnya
kita masih makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Jadi maksud bacaan ini adalah kita dapat bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri dengan cara kita sendiri yang kita mampu dan tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain.

Mendengar sedikit obrolan tentang hidup sendiri. Sebagian orang hidup sendiri menunjukan bahwa kita bisa di anggap mandiri. Eits tunggu dulu, ini hidup sendiri yang bagaimana? Kalau hidup sendiri seperti nge-kost atau ngontrak dibayarin mama. Itu belum bisa di bilang mandiri, wong masih menyusahkan orang tua. Tapi kalau mau ngekost dengan biaya sendiri bagaimana? Saya beranggapan dengan niatan seperti ini saja saya berpendapat bahwa dia dikatakan telah mandiri. *Saya kasih 2 thumbs deh. Coz di usia labil ini, jarang sekali seperti saya ingin tinggal jauh dari ortu. Yang biasanya tidur tinggal tidur, makan di masakin, atau makan kadang masih di suapin #kalo lagi keluar manjanya :p
Kembali ke masa lalu, orang daerah dulu banyak sekali memilih untuk merantau ke kota besar demi penghidupan yang lebih baik. Alhasil tak sedikit mereka berhasil. Karena mereka datang dengan niatan yang kuat, dapat mandiri, bertanggung jawab dengan dirinya sendiri.

Lalu saya sendiri, usia 20 tahun, Alhamdulillah kerja sudah, kuliah lagi berjalan, tinggal kejar target yang lain sih. Banyak orang juga beranggapan kuliah dengan biaya sendiri sudah termasuk mandiri. Apa benar? Kalau saya beranggapan "YA" bisa juga "TIDAK". Dibilang di awal tadi, walau di luar ku tampak dewasa, tapi di dalam ku sering bermanja-manjaan. Mencari-cari perhatian membuatku senang. ---HAHAHA---  *haduh kok jadi ngmongin diri sendiri. Kebanyakan melencengnya nih. Kita bahas yang ini "Usia >20 tahun, sudah kerja, sudah kuliah, dan ingin tinggal sendiri" apa bisa di bilang mandiri. Saya bilang iya dia bisa dianggap mandiri.

Wah dari banyak karaketiristik di atas, jadi siapa yang bisa di sebut mandiri?
Kemandirian tidak dilihat dari kamu tinggal bersama orang tua atau tidak, tetapi kemandirian di lihat dari bagaimana kamu menyikapi kesulitan.

Sedikit lagi, tentang mandiri (*bukan bank swasta yaa)
Mandiri itu bukan berarti harus tinggal di rumah sendiri atau kost jika tidak mengurus diri sendiri sama juga bohong justru hanya akan memberikan beban untuk orang terdekat kita.
Mandiri itu belum tentu orang tua akan berpikir senang anaknya tinggal jauh dari mereka, karena orang tua pun tak ingin anaknya terlantar.
Mandiri itu adalah tahap terakhir dari pendewasaan karena kita sudah bisa mengatur diri kita sendiri, mengatur keuangan kita sendiri tanpa harus membebankan orang lain atau mengetahui mana yang baik mana yang tidak baik, mana yang penting mana yang tidak penting.
Mandiri itu intinya adalah bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Jadi melenceng gini beh :p. Buat babeh ikuti saja kata hatimu. Kalau merasa berat, tetap ambil sikap tegas. Lambat laun akan terbiasa. Dan langkah hidup untuk mengatasi kegalauan mu untuk mandiri sih adalah #nikah. :p

Sedikit hiburan sekaligus renungan untuk diriku yang usianya sudah kepala dua. --hiks hiks-- semoga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Amiin.

Senin, 03 September 2012

My holiday "Again"

Kalender Masehi tengah menunjukan tanggal 2 September (14 Syawal 1433 H) itu berarti Idul Fitri telah kita lewati selama 14 hari. Tapi walaupun Idul Fitri telah lewat, tetapi yang masih kurasakan dibenakku adalah suasana lebaran dan liburan. Liburan lagi liburan lagi. tidak pernah bosan ya kalo kita membahas liburan. Yaa inilah saya, suka jalan-jalan dan suka makan-makan. Segala apapun yang membuat hati ini senang maka akan saya lakukan. Kali ini bukan karena niat dari saya, tapi kali ini orang tua saya yang mengajak saya untuk berlibur ke puncak. Bukan liburan juga sih, karena ini adalah acara kantor Bapak saya (SMPN 111 JKT) yaitu halal bihalal, dan masing-masing dibolehkan membawa serta anggota keluarganya masing-masing, akhirnya saya turut serta untuk mengikuti acara tersebut. Itung-itung liburan, jarang-jarang juga saya berlibur ke luar kota bersama kedua orang tuaku kecuali pulang kampung karena transportasi yang memang sulit dan jauh jika di tempuh dengan mengendarai motor.

Saya, adik saya, kaka saya, dan kedua orang tua saya mengikuti acara tersebut dan dapat saya katakan ini termasuk acara keluarga. Karena pada acara bebas kami sekeluarga pisah sendiri-sendiri. Saya menikmati itu semua, hal yang jarang kurasakan di luar rumah. Mama saya termasuk orang yang kurang suka bepergian jauh, ya ga kuat dengan bis dan rute perjalanan yang macet (#bisa mabok), makanya mama ga suka bepergian dengan mobil ataupun bus, Mama lebih suka dengan motor, selain udaranya dengan mengendarai motor, macet jadi kurang terasa. Beda hal nya dengan Bapak. Bapak termasuk orang yang suka sekali jalan-jalan entah itu dalam kota ataupun keluar kota. Ga pernah terlewatkan deh kalo ada tamasya atau bahkan kondangan keluar kota. Dan saya pun sering ikut waktu saya masih sekolah dasar dan menengah, kecuali kalo sedang dinas keluar kota ya. Bapak sering dinas ke puncak, foto-fotonya pun melebihi foto saya. Tapi foto-foto formalnya saat mengikuti seminar ataupun pelatihan di puncak, bandung, jatiluhur, dan lainnya dah. Pokoknya Bapak tuh aktif banget deh. Beda dengan saya yang kurang bisa bergaul dengan luwes dan sedikit pendiam dan kurang aktif #malu-maluin dah.

Sudah sudah, kita kembali ke liburan, eh ke acara halal bihalal sekolah deh. Kami sekeluarga beserta rombongan karyawan lainnya mengadakan acara halal bihalal di Gunung Mas, Puncak Bogor. Wahh, gunung mas ini sebelumnya pernah saya kunjungi tapi dalam acara Outing eKTP April lalu.
ini bersama eci saat pengumuman pemenang games
Nah kemarin (2 September 2012) saya mengunjungi taman wisata Gunung Mas (lagi), tapi kali ini saya berserta keluarga.
mejeng dulu bersama adikku (Endah)
Di taman wisata gunung mas, saat acara bebas, saya beserta keluarga memilih melihat-lihat sendiri. Karena saya sudah tau medan nya, maka saya beralih sebagai tour guide menunjukan lokasi-lokasi yang bisa di kunjungi di tempat wisata ini. Pertama kali yang saya ingin lakukan di sini adalah berenang. Aaarrgggh,, tapi sayang di sayang kolam renangnya untuk anak-anak bermain air (#kyk bak mandi).

ya cuma berfoto aja deh
Alhasil baju renang yang sudah kubawa berat-berat tidak kupakai sesampainya di sana. Yaa memang belum rezeki untuk saya berenang lagi.Walau sedikit kecewa tapi tidak apa-apalah, saatnya kita cari tempat yang asik lagi. Karena tidak bisa berenang, akhirnya kami sekeluarga naik dulu ke dataran yang lebih tinggi tujuanya tidak lain dan tidak bukan untuk berfoto-foto *seruu.

 bukan norak, tapi eksis
kakaku Yetty yang isengnya ga ketulungan

Makan siang sudah, tapi perut masih terasa cukup untuk memenuhi keinginan mulut ini yang ingin mengunyah makanan, alhasil yuk wisata kuliner #toge goreng tahu yang kita santap siang itu. Mau nyari sate kelinci yang ada malah sate ayam. Itu mah di Jakarta banyak. Seselesainya makan si Endah (adikku) meminta jalan-jalan ke kebun teh. Nahh,, permintaan yang bagus.

Tujuan kedua kita adalah kebun teh, perjalanan menuju kebun teh itu terjal. Jalanannya yang berbahan meterial Batu kali itu membuatku rada tidak nyaman. Padahal sudah memakai sepatu, tetapi terlalu terjal.  Walaupun terjal, tapi tak mengurangi rasa senang kami untuk menikmati jalan-jalan di kebun teh (tea walk). Dan tak lupa lagi kami mengabadikannya dengan camdig

lihat jalannya, lumayan terjal
Jalan-jalan di kebun teh memang menyenangkan. Udaranya yang dingin dengan sengatan mataharinya yang menyilaukan membuat kami tak menghentikan langkah untuk menelusuri jalan-jalan setapak di areal kebun teh itu. Walaupun tak bisa ikut serta memetik pucuk teh di sana, tapi berfoto saja juga cukup.  Mumpung areal nya masih sepi. ----hhiihiih---
Yetty, Endah, Lidia
Kelamaan di kebun teh bisa gosong ini muka saya, jadi saya minta balik ke aula. Eh eh eh,, baru keluar dari kebun teh, ada banyak manusia berlalu lalang menunggangi kuda di temani tukang kuda nya. Yaa akhirnya si Endah tertarik menginginkan menunggangi kuda menelusuri kebun teh yang sepertinya sangat luas. Nah, akhirnya saya tantang si Endah untuk menunggangi kuda-kuda tersebut, sekedar ingin atau bener-bener ingin dan tidak takut. Nah untuk mengetahui dia takut atau tidak kita buktikan, akhirnya kami jalan ke depan untuk mencari kuda yang enak untuk di tunggangi, sekaligus tawar menawar. Untuk menunggangi kuda dengan rute yang lumayan jauhnya anda hanya merogoh kocek Rp 20.000,-/putaran. Beda lagi dengan yang di sewa untuk setengah jam harga sewanya Rp 50.000,-/30 menit. Lumayan lahh biar tidak penasaran. Dan tidak boleh dilupakan untuk berfoto.
lumayan berani :D
Inilah kuda yang di tunggangi Endah #lumayan tinggi

Setelah puas berkeliling areal wisata Taman Gunung Mas. Akhirnya kami kembali ke aula untuk berkumpul kembali. Dan waktu baru menunjukan pukul setengah 3. Padahal panitia mengharapkan kita untuk kumpul kembali pada pukul 15.30. Emang pada dasarnya kita yang rajin, makanya kita sudah dapat bersiap-siap menuju bus pukul 15.00 #rajin atau kecapekan? :D

Eit sebelum meninggalkan taman wisata gunung mas ini ada baiknya sedikit belanja oleh-oleh akan memuaskan hati yang memang haus akan berbelanja. Oleh-oleh ada banyak, anda bisa dapatkan sayuran segar disini dengan murah dan banyak. Lalu snack, tas rajutan, ubi cilembu mentah, dan aneka manisan anda bisa dapatkan disana (taman wisata gunung mas) dan kami pun hanya membeli keripik bayem, ubi mentah, strawberry, dan aneka keripik lainnya yang jarang kami temukan di Jakarta.
Saya, Bapak, Mama, dan Yetty beristirahat sejenak
 Inilah kisah liburan semester saya yang di isi dengan berkeliling keluar kota, termasuk ke Tangerang pada hari minggu lalu (3 September 2012) untuk bersilahturahmi ke rumah Gita (temen SMK). Tanggal 28 Agustus lalu, sebelumnya Gita telah mengundang saya untuk datang ke acara halal bihalal anak-anak Switching (Jurusan waktu di SMK) tapi karena faktor rumahnya (keroncong permai tangerang) yang lumayan di ujung alias jauh dan harinya yang kurang tepat. Makanya saya memilih untuk tidak ikut dalam acara tersebut. Dan akhirnya saya memutuskan untuk datang ke rumahnya pada hari minggu 3 Sep 2012 lalu untuk menemui Gita bersama Babeh dan Ashari. --hihi--

Libur kuliah selalu terisi dengan jalan-jalan, tak pernah capek ku berkeliling jalanan ibukota dan sekitarnya. Karena bersama kesenangan capek dan letih pun akan terasa menghilang. Terima Kasih untuk para pengisi liburanku.