Selasa, 09 April 2013

Eco Park

Guys, mau cerita pengalaman walking-walking di taman terbesar di Jakarta nih. Kira-kira readers tau tidak taman apa yang saya maksud?? Mungkin sebagian orang sudah pada tau, atau bahkan belum tau karena kesibukannya. Yaudah biar tidak penasaran kita kasih tau aja deh.
Taman yang saya maksud itu adalah Taman Eco Park, letaknya di sisi utara Jakarta. We know lah, sebagian Jakarta Utara itu adalah tanah milik Taman Impian Jaya Ancol. Berarti taman tersebut ada di dalam area taman bermain ancol. Yaah bayar dong ?? Ya pastinya untuk masuk ke area Ancol kita di kenakan biaya Rp 15.000/orang kalo berdua dan mengendarai motor kita dikenakan biaya jadi Rp 45.000. Lumayan tidak merogoh kocek terlalu dalam, dengan biaya masuk yang terjangkau kita pun dapat menikmati Pantai Jakarta dan Taman terluas di Jakarta (ECO park). Lambaian anginnya dapat, menikmati aroma rumputnya pun dapat.
sepedaan

Saya sudah 2 kali ke taman Eco Park, suasananya yang asri dan tentram membuatku tak pernah bosan kesana. Taman ini jika Anda telusuri dengan bersepeda akan terasa lebih nikmat apalagi ditemani sang pacar. Waktu pertama kali kesana ada kesan 'wah' yang membuat jiwa bikers kita tertantang. Karena selain tracknya yang memang di desain untuk kendaraan sepeda, ada pula track sepeda yang menantang di sini. Jembatanya yang curam membuatmu akan merasa tertantang dan menyesal kalau tidak mencoba areal tersebut. Bahkan saya pun sempat terjatuh dengan jarak 20 cm dari tengah jembatan.

bukan disini yang curamnya

Mulai dari pertama masuk, danau buatan yang dikelilingi ilalang terkesan dan terasa bahwa saya seakan berada di daerah pedesaan. Jalan setapak yang di desain nya pun membuatku makin merasakan segarnya rerumputan sore hari yang bergoyang. Hamparan rerumputan yang di perlihatkannya pun membuat saya ingin berguling-guling disana. Saya pasti akan tampak aneh di mata mereka entah itu norak atau sikap yang berlebihan. :D

jalan setapak

Setapak demi setapak ku menemukan kembali danau buatan. Di tengah danau itu kembali di perlihatkan view bebatuan besar di tengah danau. Tersedia pula kayu-kayu dermaga di pinggir-pinggir danau yang pastinya membuatku seakan kembali ke dunia yang tidak bisa saya temui di Jakarta sebelumnya. Sungguh indah pesona yang di berikan di taman tersebut.

dermaga 

Selepas itu, kini saatnya ku di tempat pemberhentian. Ada satu tempat yang mengundang disana, apakah itu,, itu adalah mercusuar mini yang terbuat dari kayu. Sebenernya sih maunya menapaki tangga mercusuar yang tinggi seperti yang di Anyer, tapi belum rezeki dan coba rasakan dulu deh mercusuar yang sedikit tinggi ini. Tanpa berpikir panjang, ku menapaki tangga yang tidak tinggi. Ada satu ruang kecil berukuran setengah meter dan tinggi menjulang seperti rumat panggung. Melihat pemandangan hamparan luas yang hijau dan danau yang tenang membuat diri ini ingin berlama-lama disana. Anginya yang sepoi-sepoi menambah keasrian tempat tersebut.

Hari sudah hampir gelap, adzan Maghrib pun berkumandang merdu. Sudah saatnya aku kembalikan sepeda pinjaman seharga Rp 20.000/jam itu. Pesonanya taman di tengah kota tersebut membuat ku semakin cinta kota Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar