Rabu, 08 Februari 2012

Akhirnya

Alhamdulillah sudah merasakan yang namanya kota Jogja, dipostingan yang sebelumnya disebelah, mengenai resolusi gue yang ketiga itu. Akhirnya Allah menjawab rasa penasaran gue, memberikan gue kesempatan merasakan indahnya kota Jogja, menunjukan gue keindahan dan ketentraman Jogja, membuat gue berkeinginan untuk kesana kembali. Tak lepas rasa syukur ini saya panjatkan. Indahnya Jogja, tentramnya alam sana, membuat gue tidak mau melewatkan satu pandangan dari jendela bus. Walaupun mata sudah tak kuat, karena waktu tidur yang kurang. Tapi tak ingin rasanya melewatkan satu moment akan kota Jogja. Makin di ingat, makin ingin rasanya kembali ke sana. Jogja memang menyenangkan, orang-orangnya yang halus, jajanan yang melimpah ruah, surga belanjanya gue banget.. karena banyak daster batik yang berhamparan disana,, aaarrrggghh arep meneh deh untuk kesana lagi buat beli daster yang banyak terus di paketin ke jakarta dah. Sayang, faktor budget yang tidak memadai membuat gue tersiksa melihat pemandangan itu semua. *virus shopping mode on.

Bicara tentang Jogja bicara tentang merapi, di sana gue berkunjung ke suatu daerah perbatasan Magelang dengan Jogja yang dimana perbatasannya itu merupakan Jembatan penghubung yang menghubungkan Magelang dengan Yogyakarta. Dan saat terjadi bencana lahar dingin luber dari merapi, jembatan ini pun lumpuh total, karena jembatan itu roboh, material yang dibawa juga banyak. Tapi kita semua bukannya prihatin akan bencana tersebut, melainkan malah di jadikan ajang untuk foto-foto *human technology.
Dan berikut salah satu material yang dibawa oleh merapi sampai ke daerah ini.
Selain gue berkunjung ke tempat ini, gue juga mengunjungi tempat wisata Candi Prambanan, untuk yang satu ini tidak boleh ketinggalan. Karena ini merupakan salah satu kemegahan yang dimiliki Jogja, dan ternyata di areal wisata Candi Prambanan ini ada banyak candi lainnya di sini, seperti candi sewu dll. Tetapi karena waktu yang singkat gue hanya bercanda gurau dengan Candi Prambanan saja, dan tidak boleh lupa abadikan moment selama dai prambanan dengan camera kesayangan gue. :D

Jogja daerah utara sudah, nah sekarang kita ke Jogja bagian selatan. Di sini di Jogja bagian selatan gue menemukan hutan-hutan yang asri dan rindang banget, tebing yang tinggi dengan warna cokelat keemasan, areal padang savana yang luas, serta pantai yang begitu luas, tidak terlihat satu gedung pun di pinggir pantai. Hampa dan menyejukan apalagi ditambah dengan petualangan gue menunggang kuda di Parangtritis, wooow, amazing. aku arep meneh, numpak jaran. Tapi karena daya batere di camera gue habis, jadi tidak ada kenangan real yang bisa gue tunjukkan ke kalian.Pengalaman itu hanya menjadi kenangan manis di ingatan gue dan menjadi buah bibir yang bisa di tunjukin ke orang-orang.

Prambanan sudah, Parangtritis sudah. Nah, tiba saatnya gue jalan-jalan ke suatu daerah yang dinamakan Malioboro, entah gue gatau kenapa sebutannya Malioboro. Tapi sepengetahuan gue, malioboro ibarat harajuku street di negara kita tercinta Indonesia ini. Kalo di Jepang kan ada harajuku street (tempat fashion dan tempat dimana orang-orang banyak sekali yang berlalu lalang) nah kalo di Indonesia tuh ada Malioboro di Jogja. Tapi disini gue dan kawan-kawan tidak bisa mengabadikan moment ini, karena faktor waktu yang singkat, padat dan jadual kereta yang jelas. Gue Astri dan Fatia musti belanja ekstra express deh, coz kita gamau di bilang dayang-dayang yang datangnya telat ke kahyangan. Karena setiap perjalanan di tempat wisata pasti selalu kami yang tertinggal. "Dayang-dayang nya pada kemana ini, belum naik-naik juga ke bus", kata bapak-bapak PM area. Ada rasa malu sih datang terlambat ke dalam bus. Tapi rasa senang ini mengalahkan segalanya.

Pokoknya perjalanan ini merupakan perjalanan perdana gue ke Jogja. Perdana ke bandara, perdana naik pesawat, perdana ke Jogja, perdana meeting diluar kota, perdana ke Magelang, perdana ke Pantai selatan, Perdana ke Candi besar Prambanan, Perdana naik kereta eksekutif pokonya perdana yang bagus adalah perdana indosat* (oops numpang promosi). Alhamdulillah, pengalaman ini sangat menakjubkan. Semua ini akan menjadi kisah klasik untuk masa depan. Kado terindah ini merupakan kado yang di beri oleh Tuhan Yang Maha Penyayang kepada gue, terima kasih Ya Allah telah menjawab doaku. Suatu saat nanti izinkan aku menginjakan kaki lagi ke tanah Jogjamu yang indah.

2 komentar:

  1. wiiih seneng'e sing mlaku nang jojga.. wuenak tenan pasti yoo.. alhamdulillah.. moga2 iso mlaku meneh nang kono.. ajak2 yoo.. haha :D

    BalasHapus
  2. mantap beh,, buat ritual jg mantap beh. di tebing2 emasnya itu yg menhadap parangtritis. Yok yok kita ke jogja bareng.. belanja dah yang banyak.. wkwkwkw

    BalasHapus