Pagi yang kelam menampakkan dirinya
Seolah pertanda inilah hariku untuknya
Mungkin ini penuaian atas aku terhadapnya
Hingga malam menjelang ku tak tersenyum kepadanya
Kini ku mencoba lebih berkata
Memberanikan diri menyapa dia
Tapi apa mau dikata
Mungkin hatinya telah terluka
Aku bagai awan yang tanpa arah
Mencoba menangkap yang tak terjamah
Kini ku mencoba tertawa
Menutup hati yang gundah gulana
Ah, apa ku masih pantas untuknya
Yang selalu membuat sedih dirinya
Hingga hari baru menyapa dirinya
Ku masih berharap disambut oleh senyumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar